Monday, February 26, 2018
Mainstream dan Anti Mainstream
Mainstream dan Anti Mainstream
Sumber Ilustrasi
Tiap microchip yang tertanam di otak manusia memiliki struktur yang berbeda. Menyebabkan berbagai keberagaman pola pikir dalam melihat sesuatu. Seperti halnya beberapa orang yang mengelompokkan diri dalam dunia anti-mainstream. Apa sih anti-mainstream itu? Seperti hubungan antonim, kata anti lahir karena ada kata di belakang anti tersebut yang terlahir lebih dulu. Jadi, anti-mainstream itu lahir dari mainstream itu sendiri. Mainstream, secara harfiah artinya adalah "arus utama". Kita bisa membicarakan mainstream dan anti-mainstream dalam berbagai bentuk. Entah dalam bentuk dunia buku, lukisan, pergaulan, film, musik, industri hiburan, fashion, acara televisi dan lain sebagainya. Orang yang menggolongkan diri mereka ke dalam anti-mainstream cenderung tidak menyukai sebuah hal yang statis, umum, biasa dan sudah dipakai banyak orang. Mereka menyukai hal-hal yang berlawanan dengan semua hal "biasa". Mereka menyukai perbedaan, keberagaman, kelangkaan, keanehan, keganjilan. Mereka memilih sebuah pemikiran yang sering keluar dari jalur pemikiran orang lain. Mereka melihat sesuatu dari kacamata yang berbeda dengan orang pada umumnya. Mereka menyukai hal baru. Mereka menyukai perubahan. Mereka menyukai berdiri dengan kaki di kepala dan kepala di kaki. Saya mungkin saja termasuk dalam golongan anti-mainstream. Tapi saya tekankan, saya bilang "mungkin saja". Karena saya tidak sepenuhnya menjejakkan kedua kaki saya ke dalam lingkaran anti-mainstream. Saya masih membutuhkan hal-hal mainstream, karena itulah mungkin saya berada di ambang batas antara dua dunia tersebut. Seperti yang saya jelaskan tadi, anti-mainstream lahir karena ada mainstream. Mereka saling bersimbiosis satu sama lain. Bagaimana mungkin kita bisa mendefinisikan anti-mainstream jika tidak ada patokan yang bernama mainstream. Bagaimana kita bisa bilang lawan kata "pandai" adalah "bodoh" jika kata "bodoh" itu sendiri tak pernah ada. Segala pemikiran dan hal anti-mainstream pun begitu. Anti-mainstream dan mainstream saling membutuhkan, saling mendukung satu sama lain. Film superhero hollywood seperti Spiderman, The Avengers, dkk yang klise adalah film yang sangat membosankan dan tak menarik bagi para golongan anti-mainstream. Mudah ditebak, tak ada terobosan baru, tak ada cerita yang ganjil, semuanya seakan sebuah film komedi yang akan membuat golongan anti-mainstream tertawa sinis. Film aneh seperti Big Fish, Memento, Eternal Sunshine of the Spotless Mind, Pasir Berbisik, dll mungkin akan membuat para golongan mainstream mengernyitkan dahi, menggaruk kepala yang tak gatal atau bahkan memijat kepalanya yang pusing saat sampai di titik dimana dia sudah duduk lebih dari satu jam menonton film tersebut tapi masih tak mampu mencerna apa yang ingin disampaikan oleh sutradara dan penulis skenario. Seperti halnya orang-orang yang membaca buku Poconggg Juga Pocong, Laskar Pelangi, Ayat-ayat Cinta. Mereka mungkin saja tak akan pernah melirik buku-buku seperti Fight Club (Chuck Palahniuk), City of God (El Doctorrow) dan The God of Small Things (Arundhati Roy). Saya membutuhkan keduanya. Baik mainstream dan anti-mainstream. Terkadang saya ingin menemukan pembaharuan. Tapi saya juga perlu melihat hal umum dan statis. Saya menyukai berpikir saat menonton sebuah film atau membaca sebuah buku. Tapi saya juga membutuhkan relaksasi santai menikmati sebuah cerita yang mudah ditebak dan tidak perlu berpikir banyak. Saya menyukai lagu yang dapat melukis imajinasi saya. Tapi saya tetap membutuhkan lagu dengan lirik dan musikalitas yang tak rumit dan tanpa sandi "rahasia". Bagaimana saya bisa membuat hal baru jika saya tak pernah melihat hal-hal yang ingin diperbaharui? Bagaimana saya bisa menciptakan percabangan pemikiran kalau saya tak pernah berjalan di jalan yang lurus-lurus saja? Jadi, sungguh bukan hal yang tepat jika manusia golongan anti-mainstream mengasingkan diri ke pulau mereka sendiri tanpa mau bersentuhan dengan manusia golongan mainstream. Kedua pemikiran antonim tersebut saling melengkapi. Mereka adalah dua bersaudara yang tak bisa terpisahkan. Mereka memiliki pertalian darah. Jadi, saya pun tetap akan menonton Spiderman, The Avengers atau The Expendables. Karena Inception, Memento, Big Fish, Fight Club, Finding Neverland tak pernah lahir tanpa didahului oleh saudara mereka tersebut.download more info
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment