Thursday, February 22, 2018

Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Ilmu Lain

Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Ilmu Lain


Assalamualaikum...
Apa kabar sahabat dan teman-temanku semua, kali ini Blog PGMI STAIN memposting sebuah tulisan yang berkaitan dengan
MAKALAH
HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU LAIN
semoga bagi sahabat semua yang membaca, dapat mengambil manfaat dari postingan ini.
 
 
MAKALAH
HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU LAIN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar Psikologi

Dosen Pengampuh:
Drs. H. Suharno, M.Pd


Oleh :
Wahida Abdillah


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL- FATTAH
STITAF
SIMAN SEKARAN LAMONGAN
2011


Kata Pengantar






Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala, karena berkat rahmat-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Hubungan Psikologi Dan Ilmu-Ilmu Lain Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikologi


Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.Amin.




Penulis


































BAB I
PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG


Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).


Jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari �jiwa yang memateri� atau gejala �jiwa yang meraga/menjasmani�, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.


Psikologi sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain.


Psikologi dengan ilmu lain sangat berkaitan dan bersifat timbal-balik. Perilaku manusia tidak hanya dipelajari oleh psikologi, tetapi juga oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, manajemen dan beberapa cabang Linguistik. Semua ini. Yang membedakan Psikologi dari ilmu-ilmu prilaku lain adalah bahwa psikologi lebih menaruh perhatian pada perilaku manusia sebagai individu, sedang antropologi, sosiologi dan manajemen lebih pada perilaku manusia sebagai kelompok. Kedokteran memang menaruh perhatian pada perilaku individu, tetapi lebih menekan gejala-gejala fisik dan Psikologi lebih pada gejala-gejala mental.


Psikologi juga dipandang sebagai Ilmu Biososial karena baik aspek-aspek sosial perilaku organisme maupun aspek-aspek Fisiologis atau Biologis terjadinya perilaku mendapat perhatian yang sama besarnya.


Sejak awal perkembangannya Psikologi banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Telah diakui bahwa psikologi berinduk kepada Filsafat, khususnya filsafat mental. Namun dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu (Beta) seperti Fisika, Kimia dan Biologi memberikan andil yang cukup besar baik dalam aspek metodologi maupun topik-topik kajian.



BAB II
PEMBAHASAN


A. HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU LAIN


Hakikat ilmu sebenarnya dari satu sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya dibagilah ilmu-ilmu tersebut. Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi antar ilmu pengetahuan. bahkan, untuk menguatkan dan mendukung serta menopang ilmu-ilmu untuk digunakan kepada kebaikan manusia.


Berikut dijelaskan hubungan ilmu psikologi dengan ilmu-ilmu lain. saling lengkap-melengkapi dan saling mendukung. Bukan sebaliknya, saling dikotomis dan menghancurkan.


Hubungan Psikologi dengan filsafat


Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat , tetapi kemudian memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yg mandiri . Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat , namun psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup . Namun berbeda dalam pengkajiannya .


Dalam ilmu psikologi, yang dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa / mental, tetapi tidak dipelajari secara langsung karena bersifat abstrak dan membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut, yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya.


Sedangkan dalam ilmu filsafat yang dibicarakan adalah mengenai hakikat dan kodrat manusia serta tujuan hidup manusia .


Sehingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.



Hubungan Psikologi dengan Biologi


Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dari segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain.


Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi.






Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.


Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.


Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan timbal balik.

Hubungan Psikologi dengan Sosiologi


Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Obyek dari sosiologi adalah adalah manusia. Sehingga antara psikologi dengan sosiologi sangat berhubungan. Dan tidak mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting adalah hidup bermasyarakat.

Sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membat manusia bertingkah laku/berbuat. Psikologi dengan sosiologi mempunyai analisis kemasyarakatan yakni menggunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Salah satu contohnya dalam hal pergaulan hidup yang terdiri dari beberapa golongan seperti suku bangsa, keluarga, perhimpunan, kelas, dll.


Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kepribadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi dengan sosiologi adalah mengidentifikasikan respon dari sebagian besar orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.


Psikologi dengan sosiologi lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Dan mempelajari perasaan subyektif yang biasa muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi dengan sosiologi adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang kemungkinan besar timbulnya mereka melakukan perilaku agresi, yang merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan.


Dan kita semua menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah sempurna jika meninjau manusia berdiri sendiri dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.






Hubungan Psikologi dengan Paedagodiek


Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena mempunyai hubungan timbal balik . Paedogiek sebagai ilmu ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak dapat mendasarkan diri kepada psikologi, yang tugasnya memang memang menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa, bahkan ciri dan wataknya serta kepribadiannya pun ditunjjukkan oleh psikologi.

Hubungan Psikologi dengan Agama


Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang berhubungan erat. Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan dasar-dasar yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar, agama akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang patuh dan taat pada ajaran agama. Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur paedagogis yang merupakan essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh tuhan kepada manusia. Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia kecuali bila disampaikan sesuai petunjuk psikologis.


Setiap orang dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya dan dapat meneliti keberagaman orang lain. Makna agama dalam psikologis pasti berbeda-beda pada tiap orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian kepada sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan.


Hubungan psikologi dengan agama mempelajari psikis manusia dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama dan pengalaman agama. Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan intropeksi. Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan.


Antara psikologi dengan agama tidak bermaksud untuk melakukan penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk memahami dan melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam pikiran, perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu. Contoh bahwa psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama dipandang dosa.


Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah. Psikologi memandang bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena berbuat pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan dihantui perasaan bersalah. Dan bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan perasaannya, akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa yang merugikan dirinya sendiri. Dalam hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan untuk memberikan jalan sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara keduanya.

BAB III
PENUTUP



A. KESIMPULAN

Hakikat ilmu sebenarnya dari satu sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya dibagilah ilmuilmu tersebut. Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi antar ilmu pengetahuan. bahkan, untuk menguatkan dan mendukung serta menopang ilmu-ilmu untuk digunakan kepada kebaikan manusia.


Psikologi dengan ilmu lain sangat berkaitan dan bersifat timbal-balik. Perilaku manusia tidak hanya dipelajari oleh psikologi, tetapi juga oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, manajemen dan beberapa cabang Linguistik. Semua ini. Yang membedakan Psikologi dari ilmu-ilmu prilaku lain adalah bahwa psikologi lebih menaruh perhatian pada perilaku manusia sebagai individu, sedang antropologi, sosiologi dan manajemen lebih pada perilaku manusia sebagai kelompok


DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/apa-itu-psikologi/


http://aryjanoe10.blogspot.com/2010/04/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-yang.html


http://imtaq.com/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lain/


Semoga bermanfaat ya sobat.... jangan lupa berikan kritik dan saran di kotak komentar yang telah tersedia...
Good luck...
 


visit link download

download more info

No comments:

Post a Comment